awal perjalanan...
saat itu hari sudah menunjukkan pukul 3 sore lewat lima belas menit. hujan tak jua berhenti sejak selesai shalat jumat tadi. namun langkah kakiku tak gentar hanya karena cipratan air hujan yang otomatis membuat pakaian dan jilbabku kotor dan basah, apalagi mesjid nurul ilmi ini masih dalam tahap renovasi, maka jadilah lumpur pun ada dimana-mana.
selesai shalat ashar, kubuka lagi mushaf kecilku dan mulai membacanya perlahan. karena keasyikan, aku lupa dengan cuaca yang tanpa disadari jadi semakin dingin karena hujan yang kunjung reda. sesak napas karena alergi ku lah yang membuatku harus mengambil jaket dan minyak angin didalam tasku. sembari menunggu tatsqif, kusempatkan juga ketawa-ketiwi dengan teman2 akhwat. namun makin sore, suhu di MNI makin dingin dan akupun hampir tak bisa bernapas lagi. ini sudah bukan yang pertama kali terjadi aku tak bisa bernapas, apalagi kalau sudah ingusan seperti sekarang ini.... hmm,.. tuhan,.. sungguh benar sempurna ciptaanmu untuk struktur tubuhku, betapa kurangnya aku bersyukur selama ini.
karena tak jua membaik, kuputuskan untuk pergi ke dokter sore itu juga dengan teman mungilku, hehehe. tapi,... aku tak tahu mau ke mana?? hmmph,..jadilah smsan dengan teman kkn ku yg juga anak kedokteran. dan akhirnya kisah perforasi septum ku bermula,...
bertemu dengan seorang dokter yang ramah n welcome, membuatku nyaman untuk terus kontrol sampai beberapa bulan kedepan. syukurlah, kali ini aku menemukan dokter yang tepat untuk episode penyakit ku yang ini. makasih bg arif ikhwandi s.ked..... kalau bukan abang yang kasih tahu, mungkin ceritanya bakalan jadi lain...
untuk ewe... teman mungil yang selalu setia menemani berwisata ke klinik dokter,..hehehe... mokasi yo ni,...
banyak sekali kisah dan cerita yang terjadi selama kisah perforasi septum ini,..bahkan sampai sekarangpun aku masih harus kontrol ke rumah sakit, walaupun pak dokternya bilang kontrolnya pas zola sudah kangen sama dokternya saja,..hmm,..si bapak ini,.. tapi okelah kalau cuma sekali sebulan selama 6 bulan ini aku mondar-mandir rs nya, daripada kemaren2 harus 1x2=m.jamil...
okeeh,... ini hanya opening saja,.. selanjutnya silahkan baca di episod satu n seterusnya ya.....
selesai shalat ashar, kubuka lagi mushaf kecilku dan mulai membacanya perlahan. karena keasyikan, aku lupa dengan cuaca yang tanpa disadari jadi semakin dingin karena hujan yang kunjung reda. sesak napas karena alergi ku lah yang membuatku harus mengambil jaket dan minyak angin didalam tasku. sembari menunggu tatsqif, kusempatkan juga ketawa-ketiwi dengan teman2 akhwat. namun makin sore, suhu di MNI makin dingin dan akupun hampir tak bisa bernapas lagi. ini sudah bukan yang pertama kali terjadi aku tak bisa bernapas, apalagi kalau sudah ingusan seperti sekarang ini.... hmm,.. tuhan,.. sungguh benar sempurna ciptaanmu untuk struktur tubuhku, betapa kurangnya aku bersyukur selama ini.
karena tak jua membaik, kuputuskan untuk pergi ke dokter sore itu juga dengan teman mungilku, hehehe. tapi,... aku tak tahu mau ke mana?? hmmph,..jadilah smsan dengan teman kkn ku yg juga anak kedokteran. dan akhirnya kisah perforasi septum ku bermula,...
bertemu dengan seorang dokter yang ramah n welcome, membuatku nyaman untuk terus kontrol sampai beberapa bulan kedepan. syukurlah, kali ini aku menemukan dokter yang tepat untuk episode penyakit ku yang ini. makasih bg arif ikhwandi s.ked..... kalau bukan abang yang kasih tahu, mungkin ceritanya bakalan jadi lain...
untuk ewe... teman mungil yang selalu setia menemani berwisata ke klinik dokter,..hehehe... mokasi yo ni,...
banyak sekali kisah dan cerita yang terjadi selama kisah perforasi septum ini,..bahkan sampai sekarangpun aku masih harus kontrol ke rumah sakit, walaupun pak dokternya bilang kontrolnya pas zola sudah kangen sama dokternya saja,..hmm,..si bapak ini,.. tapi okelah kalau cuma sekali sebulan selama 6 bulan ini aku mondar-mandir rs nya, daripada kemaren2 harus 1x2=m.jamil...
okeeh,... ini hanya opening saja,.. selanjutnya silahkan baca di episod satu n seterusnya ya.....
Komentar
Posting Komentar