perforasi septum (eps.1)

bismillah,..
hmm,, kembali memulai menulis lagi rasanya seperti mendapat sebuah "mainan" baru setelah sekian lama hanya mampu memandang dari balik "etalase toko". sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan diawal ketika dibuatnya blog ini, aku ingin meneruskan kisahku tentang perforasi septum. teman-teman yang kuliah di kedokteran pasti tahu nih penyakit yang satu ini,. :)

"...hari makin gelap, sementara hujan badai yang terjadi dikampus saat ini makin tidak bersahabat, menampar-nampar pipiku dan seolah-olah membekukannya sehingga memerlukan usaha yang cukup besar supaya tubuhuku tidak menggigil kedinginan. apalagi saat harus berjalan kaki menuruni jalan setapak menuju pkm, benar-benar terasa sebagai perjuangan yang cukup berat untuk seorang yang alergi dingin seperti aku."

huuffh..akhirnya bisa juga menghempaskan badan didalam angkot yang akan membawaku menuju tempat praktek dokter yang baru saja kudapatkan alamatnya. tapi,. ya ampuuun,..pake acara macet lagii,..:(

rasa pusing dan berdenyut yang bersumber dari hidungku rasanya makin tak tertahankan lagi ketika sampai di tempat dokter. kalau dipikirkan seperti apa rasanya,. lebih baik tidak punya hidung saja saat itu, kalau boleh memilih.. tapi yaah,.. untung saja tuhan tidak mengabulkan doaku, karena pasti tidak enak sekali tidak bisa mencium bermacam aroma ciptaanNYA.

saat diangkot pulang,. aku hampir tidak bisa berkata-kata lagi. shock.. terlalu shock bahkan.. dengan vonis yang dijatuhkan padaku,. dengan amanah yang kupegang saat ini, dan kuliahku yang memang sudah rada "berantakan" juga, ditambah lagi dengan keharusan untuk segera memperbaiki struktur hidungku.
teringat saat dokternya bilang "hidung kamu tidak normal, ada lubang yang cukup besar diantara dua lubang hidung. karena ukurannya cukup besar, saya sarankan untuk segera dioperasi"...

"kalau selain operasi, apa ada alternatif yang lain pak?"

"tidak ada, operasi cuma satu-satunya cara untuk memperbaiki struktur tulang hidung yang berlubang itu. kamu sebelumnya pernah operasi?"

"ya pak, operasi polip, sekitar tujuh tahun yang lalu"..

"oohh,.okelah, begini saja, kamu pakai obat ini untuk sebulan kedepan. rinitis kamu sudah kronis, jadi itu yang harus disembuhkan dulu, baru kemudian bisa dilakukan operasi.,.."

aduh rabbi,.. aku bukannya takut dengan operasi itu. bukan masalah bagiku jika harus tak sadarkan diri berjam-jam, atau ada bagian dari tubuhku yang akan disayat atau dipotong, tapi yang kusedihkan adalah betapa susahnya untuk menjaga agar auratku selalu tertutup dengan rapi. dengan kondisiku yang seperti ini, akan sangat sulit untuk bisa menjaganya.
tapi mudah-mudahan allah memaafkanku, karena saat aku merasa hina, aku teringat sebuah kisah di zaman rasululloh dimana ada seorang muslimah yang mempunyai penyakit ayan. dimana jika penyakitnya kambuh, dan itu bisa dimana saja, bisa dijalan, dirumah, bahkan dipasar, sehingga bisa dipastikan akan sangat sulit sekali untuk bisa menjaga dan menutup auratnya dengan sempurna, karena ketika kambuh beliau pingsan sehingga tanpa disadari, aurat beliau tersingkap. kondisi ini membuatnya sangat sedih dan malu. namun karena tidak tahu harus berbuat apalagi, wanita itu mengadukan masalahnya kepada rasululloh. saat itu rasululloh tidak langsung mengabulkan permintaannya yang meminta rasululloh untuk mendoakan kesembuhannya. yang dilakukan oleh rasululloh saat itu adalah memberinya dua opsi; rasululloh mendoakan kesembuhan untuknya atau sang wanita bersabar dengan penyakitnya dengan surga sebagai hadiah atas kesabarannya. mendengar hal itu, sang wanita akhirnya memilih surga dengan bersabar atas penyakit yang dideritanya.

begitupun aku, walaupun apapun yang terjadi atas diriku, aku percaya Allah sudah merencanakan semuanya dengan baik untuk ku, karena aku yakin Allah lah sebaik-baik pembuat peta(rencana) kehidupan. ..