jangan merasa paling SHALEH.....(throwback 2010)

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu.”(QS, al-Hujurat [49]: 13)

dikisahkan:
Dua orang laki-laki bersaudara . Mereka sudah yatim piatu sejak remaja.
Keduanya bekerja pada sebuah pabrik kecap .
Mereka hidup rukun , dan sama-sama tekun belajar agama. Mereka berusaha
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.

Untuk datang ke tempat pengajian, mereka acap kali harus berjalan kaki
untuk sampai ke rumah Sang Ustadz. Jaraknya sekitar 10 km dari rumah
peninggalan orangtua mereka.

Suatu ketika sang
kakak berdo’a memohon rejeki untuk membeli sebuah mobil
supaya dapat dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya, bila
pergi mengaji. Allah mengabulkannya, jabatannya naik, dia menjadi
kepercayaan sang direktur. Dan tak lama kemudian sebuah mobil dapat dia
miliki. Dia mendapatkan bonus karena omzet perusahaannya naik.

Lalu sang kakak berdo’a memohon seorang istri yang sempurna, Allah
mengabulkannya, tak lama kemudian sang kakak bersanding dengan seorang
gadis yang cantik serta
baik akhlaknya.

Kemudian berturut-turut sang Kakak berdo’a memohon kepada Allah akan
sebuah rumah yang nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain. Dengan
itikad supaya bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan
Allah selalu mengabulkan semua do’anya itu.

Sementara itu, sang Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap
sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia
tempati bersama dengan Kakaknya. Namun karena kakaknya sangat sibuk
dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat mengikuti pengajian, maka sang
adik sering kali harus berjalan kaki untuk mengaji kerumah guru mereka.

Suatu saat sang Kakak merenungkan dan membandingkan
perjalanan hidupnya
dengan perjalanan hidup adiknya. Dia dia teringat bahwa adiknya selalu
membaca selembar kertas saat dia berdo’a, menandakan adiknya tidak pernah
hafal bacaan untuk berdo’a.

Lalu datanglah ia kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu
berdo’a kepada Allah dan berupaya untuk membersihkan hatinya, ” Dik,
sesungguh ketidak mampuan kita menghapal quran, hadits dan bacaan doa.

bisa jadi karena hati kita kurang bersih.. ”

Sang adik Mengangguk, hatinya terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali
mempunyai kakak yang begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima
kasih kepada kakaknya atas nasihat itu.

Suatu saat sang adik meninggal dunia, sang kakak merasa sedih karena
sampai meninggalnya adiknya itu tidak ada perubahan pada nasibnya
sehingga dia merasa yakin kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor
hatinya sehubungan do’anya tak pernah terkabul.

Sang kakak membereskan rumah peninggalan orang tuanya sesuai dengan
amanah adiknya untuk dijadikan sebuah mesjid. Tiba-tiba matanya
tertuju
pada selembar kertas yang terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh
adiknya yang berisi tulisan do’a, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, do’a
untuk guru mereka, do’a selamat dan ada kalimah di akhir do’anya:

“Ya, Allah. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu,
Ampunilah aku dan kakak ku, kabulkanlah segala do’a kakak ku,
Jadikan Kakakku selalu dalam lindungan dan cinta-Mu,

Bersihkanlah hati ku dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku
didunia dan akhirat.”

Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya.Dia telah
salah menilai adiknya. Tak dinyana ternyata adiknya tak pernah sekalipun
berdo’a untuk memenuhi nafsu duniawinya.

Kekayaan, kemiskinan, kebaikan, keburukan dan setiap musibah yang menimpa
manusia merupakan ujian dari Allah swt. yang diberikan kepada hambanya.
Itu bukan ukuran kemuliaan atau kehinaan seseorang. Janganlah bangga
karena kekayaan dan janganlah putus asa karena kemiskinan..

search from :"gerbang optimis"
9 juni 2010

Komentar

Postingan Populer